Penulis : Muhamad Rafli Ramadhan
NIM : 1471503332 / SA
Belajar Tajwid : Mad Asli atau Mad Thabi’i
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Segala puji bagi Allah yang telah memberi sebaik-baiknya nikmat berupa iman dan islam. Salawat serta doa keselamatan terlimpahkan selalu
kepada Nabi Agung Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.
Setelah kemarin saya telah membahas beberapa point-point penting terkait mempelajari ilmu tajwid, kali ini saya ikin sedikit berbagi ilmu saya tentang
“adab membaca Al-Quran”.
Sebagai kitab suci, Al-Quran mempunyai adab tersendiri bagi orang yang membacanya. Adab tersebut sudah diatur dengan baik demi menjaga keagungan dan penghormatan terhadap Al-quran.
Setiap orang yang hendak atau tengah membaca Al-Quran harus memperhatikan adab-adab tersebut. Diantara adab-adab yang dimaskud adalah :
1. Al-Quran harus dibaca dengan tartil. Ilmu tajwid merupakan washilah (perantara) bagi seseorang agar dapat membaca Al-Quran dengan tartil;
2. Bagi orang yang mengerti arti dan maksud ayat-ayat Al-Quran, disunahkan membacanya dengan penuh perhatian dan perenungan akan maksud dari ayat tersebut.
Cara membaca seperti inilah yang dikehendaki, yakni tatkala lidah bergerak membaca, hati turu memperhatikan serta memikirkan isi kandungan ayatnya;
3. Disunahkan membaca Al-Quran dengan suara yang merdu dan bagus sehingga menambah keindahan Al-Quran.Membaca Al-Quran dengan suara yang merdu tetap wajib memperhatikan berbagai aturan dan ketentuan dalam Ilmu Tajwid. Jika seseorang mempelajari seni membaca Al-Quran dengan tujuan agar dapat menghias Al-Quran lewat alunan suaranya yang merdu, maka Ilmu Tajwid tersebut menjadi syarat baginya sebelum ia mendalami seni tersebut;
4. Sangatlah baik sebelum membaca Al-Quran kita berwudhu terlebih dahulu, karena kita hendak membaca kitab suci yang agung. Tatkala membaca, mulut pun hendaknya dalam keadaan bersih atau tidak berisi makanan. Lebih baik lagi jika kita menggosok gigi terlebih dahulu;
5. Disunahkan membaca Al-Quran di tempat yang suci dan bersih. Dengan kata lain, janganlah membaca Al-Quran di tempat yang kotor atau hina;
6. Disunahkan membaca Al-Quran di lua shalat dengan menghadap kiblat karena sebaik-baiknya tempat beribadah adalah menghadap kiblat. Seiring dengan itu pembaca
Al-Quran hendaknya duduk dengan tenang, penuh kekhuyukan, dan menundukkan kepalanya pertanda khidmat.Inilah sikap yang paling mulia dan sempurna;
7. Sebelum memulai bacaan, disunahkan membaca isti’adzhah dan basmalah terlebih dahulu. Maksudnya adalah dalam rangka meminta perlindungan dari Allah supaya dijauhkan dari tipu daya setan, sehingga hati dan pikiran tetap tenang saat membaca Al-Quran;
8. Tergolong sebagai perbuatan bid’ah membaca Al-Quran dengan dinyanyikan dalam bentuk ta’rid (suara pembacanya menggelegar bagai halilintar atau memekik seperti orang kesakitan), tarqish (seperti orang bernyanyi sambil menari), tathrib (seperti orang bernyanyi sambil menggoyang-goyangkan tubuhnya), dan tardid (membaca Al-Qruan yang diikuti jamaah pada setiap akhir bacan dengan cara yang tidak tepat karena tidak mengindahkan aturan waqaf dan ibtida’nya);
9. Apabila ketika membaca Al-Quran, perut terasa ingin buang angin atau mulut terasa hendak menguap, maka hentikanlah bacaaan Al-Quran sejenak untuk menyelesaikan hajat tersebut. Jika telah sempurna, barulah bacaan Al-Quran dilanjutkan kembali dari tempat yang cocok dan baik. Inilah adab yang bagus;
10. Janganlah memutuskan bacaan Al-Quran sembarangan hanya karena hendak berbicara dengan orang lain atau memenuhi hajay yang tidak mendesak.
Tetapi hentikanlah bacaan sampai pada ayat Al-Quran yang sempurna.
Selain penjelasan tentang adab diatas, saya juga ingin menjelaskan sedikit tentang Mad Asli atau Mad Thabi’i.
Mad Asli :
Mad berarti panjang atau memanjangkan. Maksud dari memanjangkan disini adalah memanjangkan bacaan huruf.Mad Asli dikenal juga dengan Mad Thabi’i yang artinya adalah tabiat. Maksudnya, ketentuan bahwa mad asli harus dibaca panjang dua harakat tidak mungkin ditambah atau dikurang ileh orang yang mempunyai tabiat baik. Jadi orang tersebut akan membaca mad asli sesuai ketentuan, yakni dua harakat, tidak lebih dan tidak kurang.
Mad asli adalah hukum mad yang dasar atau pokok. Hukum-hukum mad yang lain hampir seluruhnya berasal dari mad asli ini. Hukum-hukum tersebut muncul karena
suatu sebab yang menimpa mad asli sehingga berkembang menjadi lima belas hukum mad.
Huruf mad asli ada 3, yaitu ( ا , و , ي).
Contoh dari mad asli dalam QS Al-Fatihah:1
Sekian ulasan tentang hukum bacaan Mad ASli atau Mad Thabi’i, semoga apa yang saya tulis dan saya sampaikan dalam artikel ini bisa menjadi
hal yang bermanfaat buat teman-teman semua. Apabila terdapat kesalahan atau jika saya menyampaikannya kurang jelas, mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya.
Wassalamualaikum Warhmatullahi Wabarakatuh.
Watch me on Youtube :