Sungai Ciliwung kini semakin banyak mempunyai pahlawan yang membersihkan bantarannya. Salah satu pahlawannya adalah River Ranger yang berada di daerah Condet, Jakarta Timur.
Penulis: Deby Dahlia
River Ranger merupakan sebuah kelas yang mempelajari tentang lingkungan, mengenal lingkungan mulai dari ekosistem sungai hingga tanaman. River Ranger dapat juga disebut dengan komunitas. Komunitas ini didirikan sejak empat bulan lalu oleh seorang pemuda asli dari Condet yang bernama Syahiq Harfi.
“River Ranger itu sebuah kelas, di mana kita dapat mempelajari tentang lingkungan. Mulai dari ekosistem sungai hingga tanaman. Banyak yang mengatakan kami komunitas, memang bisa dikatakan seperti itu, kami berfokus untuk menjaga lingkungan terutama di bantaran Sungai Ciliwung,” kata Syahiq.
River Ranger dihuni oleh Syahiq dan tiga rekannya yang turut membantu Ia mengelola dan mengajak masyarakat. Awal mula pemuda ini mendirikan komunitas cinta lingkungan adalah karena dilatarbelakangi oleh keprihatinan dirinya atas lingkungan rumah dan masyarakat yang dinilai tidak kondusif dan sangat tidak baik bagi pertumbuhan anak-anak di daerah tempat tinggalnya.
Pertama terjun ke masyarakat pun, Syahiq tidak menemukan jalan yang mulus. Butuh waktu kurang lebih dua bulan untuk mengamati, mendekatkan diri dan mengajak anak-anak untuk mau belajar dan menjaga lingkungan bersamanya.
Di bawah naungan Syahiq, River Ringer menjadi tempat di mana anak-anak sekitar dapat terjun langsung ke alam untuk membersihkan bantaran Sungai Ciliwung, yang menjadi pemukiman mereka sejak lahir.
Kegiatan yang wajib dilakukan oleh River Ranger selama berdiri ini adalah melakukan ‘bebersih ciliwung’ dengan masyarakat sekitar yang ingin berpartisipasi menjaga lingkungan. Bebersih Ciliwung ini biasanya dilakukan setiap bulan sekali dengan berbagai macam agenda yang akan menambah pengetahuan peserta dan masyarakat.
Seperti yang diketahui oleh publik, Sungai Ciliwung merupakan salah satu sungai penyebab banjir bagi masyarakat Jakarta. Hal ini disebabkan banyaknya tumpukan sampah di sungai. Tumpukan sampah itu sebenarnya berasal dari limbah masyarakat dan pabrik yang terus menerus di buang ke sungai Ciliwung.
Atas alasan itu, Syahiq ingin mengubah kebiasaan anak-anak sejak dini. Perlahan Syahiq mengajak anak-anak untuk belajar mengenai lingkungan dengan mengajarkan mereka pengetahuan tentang tanaman dan mencoba mengidentifikasi jenis tanaman yang ada di sekitar tempat tinggal mereka.
Selain membersihkan sungai, setiap Rabu dan Jumat, Syahiq bersama anak-anak adalah belajar bersama di sebuah kebun pada sore hari di dekat pemukiman mereka dengan durasi dua jam. Hal ini dilakukan agar anak-anak bisa lebih dekat dengan alam dan berkreatifitas dengan bahan-bahan alam yang ada di sekitar mereka.
Dalam mengajar, biasanya Syahiq dibantu oleh rekannya, Andriana (36). Mereka mengajarkan anak-anak dengan mata pelajaran sejarah terutama sejarah Condet, Bahasa Inggris dan diakhiri dengan mendaur ulang sampah alami, seperi daun yang dapat dibuat menjadi pembatas buku. Saat ini, anak-anak sekitar condet yang sudah bergabung sebanyak 12 orang yang terdiri dari kelas 2 SD hingga kelas 8 SMP. Syahiq juga berharap, anak-anak yang berpartisipasi akan terus bertambah untuk bersama menjaga lingkungan.
Sekian lama mendekatkan diri dan menjalankan River Ranger, akhirnya kegiatan yang sudah dilakukan oleh Syahiq ini mendapat respon yang baik dari para orang tua dan anak itu sendiri. Banyak dari orang tua bahkan sering memberikan Syahiq dan para pengajar asupan energi, seperti makanan sesudah belajar dan bebersih sungai.