Zajk, Gitaris yang mencoba “berbeda” dengan menampilkan kearifan lokal berupa batik.
Apa yang didapat seseorang bila mereka mencoba mengkombinasikan sebuah penampilan diatas panggung musik dengan kearifan lokal yang dimiliki Indonesia?
Adalah Zajk, pria asal Batam yang berdomisili di Tangerang yang mencoba memadukan kedua hal tersebut menjadi sesuatu yang unik. Sebuah sajian yang berbeda daripada yang lain. Menjadi bentuk yang begitu khas, berupa fashion show batik yang bermusik, dipadukan dengan alunan alat musik tradisional seperti angklung, gong, gamelan dan sebagainya.
Batik sendiri adalah kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu yang memiliki kekhasan. Dan dari ide itulah Zajk mencoba berinisiatif memadukan hal tersebut. Adapun ide untuk memadukannya, berasal dari ajakan teman untuk mencoba sesuatu yang berbeda, di sebuah festival dimana festival tersebut menilai sesuatu yang berbeda, selain dari lagu, keterampilan bermusik, maupun gaya penampilannya . Dan dari situlah ide untuk memadukan unsur nusantara berupa batik, sebagai identitasnya saat bermusik.
Ditemui di Tangerang City Mall (26/11), dirinya menuturkan bahwa karakter yang berusaha ditampilkan olehnya antara lain: Wayang-Wayangan, Kebaya, Srikandi dengan background berupa candi-candi besar juga candi kecil di sekitar Pulau Jawa. Juga disebut bahwa salah satu influensi untuk mencoba kostum batik sebagai identitasnya adalah salah satu inspirasi penampilan dari Baby Metal yang mencampurkan unsur Jepang dengan Gothic Lolita.
BABYMETAL sendiri adalah grup vokal dan tari (band) beraliran exprimental metal asal Jepang yang awalnya terbentuk pada tahun 2010 sebagai sub-unit dari grup idola Sakura Gakuin. Band ini terdiri dari 3 gadis sekolah: SU-METAL (vokal, tari), MOAMETAL (teriakan, tari) dan YUIMETAL (teriakan, tari).
Nuansa dan etnik nusantara terutama etnik jawa dipilihnya karena Zajk ingin menunjukkan “Versi Jawa” dari musik Indonesia. Bila Jepang identik dengan Visual-Kei, maka dirinya ingin menyajikan musik yang begitu “Indonesia”. Hal ini juga dipengaruhi oleh Band Versailles dan Wagakki, dimana Versailles merupakan Band asal Jepang yang menekankan unsur Rennaisance Perancis, sementara Wagakki sendiri kental dengan kebudayaan tradisional Jepang.
Baginya, cara untuk sukses adalah menjadi diri sendiri terlebih dahulu. Kemudian, menjadi yang berbeda dari yang lain, dengan kata lain, carilah keunikan pada dirimu. Kiranya itu adalah cara untuk dikenal dan diakui oleh orang lain.
Videonya dapat dilihat disini