Manfaat Plebotomi
Donor darah merupakan kegiatan menyumbangkan darah yang nantinya akan digunakan di instansi kesehatan, terutama bagi pasien yang membutuhkan suplai darah dari luar, karena kebutuhan akan darah semakin meningkat. Selain menyehatkan pendonor, kegiatan ini juga dapat diasumsikan sebagai amal bagi mereka yang membutuhkan.
Donor darah dapat dilakukan di pos PMI keliling atau di kantor pusat PMI, dimana petugas yang ada akan mendata setiap calon pendonor untuk di cek tekanan darah dan hemoglobinnya, apakah memenuhi syarat untuk donor darah atau tidak. Apabila kadar hemoglobin didalam darah terlalu tinggi, maka akan disarankan melakukan Plebo atau Flebotomi.
Plebotomi sendiri adalah kegiatan pembuangan darah, yang bertujuan untuk menormalkan hemoglobin. Selain dari rujukan dokter, apabila saat pengecekan oleh petugas kadar hb diatas 17% maka akan dilakukan plebo.
Kegiatan plebotomi sendiri pada umumnya sama seperti donor darah, yang membedakan adalah darah yang dikeluarkan akan ditampung di kantung darah Flebo, untuk nantinya dibuang. Lokasi donor dan jarum yang digunakan pun seperti kegiatan donor darah pada umumnya.
Lalu untuk seberapa sering seseorang melakukan Plebo, menurut Guntur Lidaroni, yang ditemui di PMI Tangerang Selatan (10/12) mengatakan bisa saja seminggu dua kali. Tapi bila kadar hb sudah dirasa turun saat melakukan plebotomi, maka plebo pun dapat dihentikan.
Juga, selain melakukan plebotomi, terapi untuk menurunkan kadar hb antara lain: melakukan bekam, minum air putih yang cukup, olahraga teratur, atau mengonsumsi suplemen, juga dapat membantu menormalkan kadar hb.
Pada dasarnya, kegiatan donor darah maupun plebotomi diharapkan dapat memberikan sirkulasi baru di peredaran darah, juga untuk meringankan tugas jantung agar tidak terbebani, menurutnya.