Indonesia merupakan negara yang kaya. Kaya akan kebudayaan dan sumber alamnya. Pohon merupakan salah satu sumber alam yang berfungsi untuk menghasilkan oksigen. Ada berbagai macam pohon yang ada di Indonesia. Salah satunya adalah pohon angsana. Tahukah Anda tentang pohon angsana?
Angsana atau sonokembang (Pterocarpus indicus) adalah sejenis pohon penghasil kayu berkualitas tinggi dari suku Fabaceae (=Leguminosae, polong-polongan). Kayunya keras, kemerah-merahan, dan cukup berat. Apabila pohon angsana di kupas, ia akan mengeluarkan getah bewarna kemerahan.
Pohon angsana mempunyai banyak manfaat dalam berbagai bidang. Kayunya dapat dijadikan sebagai bahan membuat papan, bahan dalam pembuatan mebel, bantalan rel kereta. Dan yang belum banyak diketahui orang adalah bahwa kayu batang angsana dapat dijadikan sebagai obat.
Dapat dikatakan semua bagian dari pohon angsana dapat dimanfaatkan dalam berbagai aspek kehidupan manusia.
Namun sangat disayangkan, masyarakat banyak yang tidak mengetahui tentang pohon angsana. Terlebih lagi, dengan perkembangan ilmu teknologi serta penelitian, masyarakat mulai meninggalkan obat tradisional. Padahal obat tradisional dapat lebih ampuh mengobati penyakit karena tidak adanya bahan kimia didalamnya.
Menurut Made Putra, kulit batang angsana dapat dijadikan sebagai obat tradisional. Kulit batang angsana dapat dijadikan obat diare. sariawan, radang tenggorokan, mengobati diabet melitus, penyakit ginjal, memulihkan luka bakar, dan lain-lain.
Cara untuk membuat obat tradisional dari kulit batang angsana sangatlah mudah. Pertama-tama kupaslah kulit luar batang angsana, sehingga berubah menjadi kemerahan. Setelah itu, buat pola pada kulit batang angsana. Lalu ambil kulit batang angsana dan masukkan kedalam plastik. Setelah itu, tumbuklah kulit batang angsana sampai mengeluarkan getah kemerahan atau terasa sudah cukup pipih. Lalu masukkan kulit batang angsana kedalam gelas. Terakhir, seduhlah kulit batang angsana yang ada didalam gelas dengan menggunakan air panas dan tunggulah agar airnya berubah menjadi merah dan sudah tidak terlalu panas untuk diminum.
Ni Luh Dyah mengatakan bahwa ia sudah meminum babakan angsana sejak ia kecil. Menurut Ni Luh babakan angsana memiliki rasa sepat dan setelah meminum babakan angsana, mulutnya menjadi terasa kesat.
Bagaimana Anda tertarik untuk mencoba obat tradisional satu ini?