Permainan catur ini bermula pada abad ke – 6, di India. Saat masa pemerintahan raja-raja Gupta, permainan ini disebut dengan nama “caturanga”. Dari India, catur menyebar ke Persia dan disebut sebagai “shatranj” di Sassanid. Lalu aturan permainan catur ini kemudian dikembangkan lebih lanjut dan menjadi aktivitas rekreasi kerajaan favorit di dunia muslim. Dari Persia, catur kemudian menyebar ke Arab. Catur selanjutnya dikenal di seluruh Spanyol dengan nama “ajedrez” dan “xadrez” di Portugal.
Perlahan – lahan, caturanga menjadi “zatrikion” dalam bahasa Yunani, dan akhirnya menyebar di benua Eropa. Pada masa selanjutnya, permainan catur ini didistribusikan dalam bentuk souvenir dan cinderamata dikalangan keluarga kerajaan dan masyarakat umum. Penelitian sejarah menunjukkan bahwa catur mencapai Eropa Barat dan Rusia pada abad ke-9.
Lalu, buku yang menulis teori awal tentang permainan catur ditulis pada abad ke-15. Buku ini berjudul “Repetición de Amores y Arte de Ajedrez” atau “Pengulangan Cinta dan Seni Bermain Catur” diterbitkan pada tahun 1497, dan ditulis oleh Luis Ramirez de Lucena. Sementara itu, di Eropa, banyak aturan awal ditentukan oleh Lucena, Pedro Damiano, Giovanni Leonardo Di Bona, Giulio Cesare Polerio, Gioachino Greco, dan Ruy López de Segura. Pada abad ke-18, catur menjadi sangat terkenal di Eropa Selatan dan Perancis. François-André Danican Philidor, Louis-Charles de Mahé La Bourdonnais, dan Alexander McDonnell adalah di antara beberapa grandmaster catur pertama. Hingga turnamen catur modern yang pertama kali, dimenangkan oleh Adolf Anderssen, di London, pada tahun 1851.
Kemudian dalam permainan ini adai istilah Skakmat (Checkmate) diambil dari kata “Syah Mat” yang artinya secara harfiah adalah “Sang Syah Tak Tertolong”. Namun, istilah “checkmate” dalam Bahasa Inggris berasal dari kata “stalemate” (jalan buntu). Dalam chaturangga dikenal dengan istilah “chakamatti” atau “chakrammatti” yang artinya putaran habis. Sedangkan istilah “skakmat” dalam Bahasa Indonesia adalah serapan dari kata “schaakmat” Bahasa Belanda, mat sendiri berasal dari kata ματ (mat) dalam Bahasa Yunani yang berarti “terkepung”. Sebagian antropolog berpendapat baik “checkmate” atau “schaakmat” adalah gabungan dari kata rex (Latin: raja) dan mat (Yunani: terkepung).
Sebagai pengetahuan dasar papan catur memiliki 8 x 8 kotak atau 64 kotak kecil berwarna hitam dan putih dengan jumlah kotak yang sama sebagai arena permainannya. Dan dalam permainan catur selain papan atau arenanya, kita juga membutuhkan bidak catur. Bidak ini berjumlah 16 buah pada setiap sisi dengan warna hitam dan putih seperti arenanya. Namun untuk jenisnya sendiri bidak ini hanya ada 6 buah, yaitu : pion, benteng, kuncur, kuda, ster, dan raja. Untuk baris terdepan diisi dengan 8 bidak pion, dan baris belakangnya terdapat bidak lain dengan urutan, benteng – kuda – kuncur – ster – raja – kuncur – kuda – benteng.
Setiap bidak juga memiliki gaya atau pola tertentu dalam gerakannya seperti :
Pion, bidak ini hanya dapat bergerak satu langkah lurus kedepan pada setiap gilirannya dan melakukan gerakan diagonal untuk dapat mematikan atau membunuh bidak lawan.
Benteng, bidak ini dapat bergerak secara horizontal dan vertikal berapa langkah pun jika tidak ada bidak lain yang menghalangi jalannya.
Kuda, bidak satu ini dapat terbilang unik karena satu – satunya bidak yang dapat melompati posisi bidak lainnya, kuda bergerak dengan pola leter L menggunakan 4 kotak kecil.
Kuncur, bidak ini hanya dapat bergerak secara diagonal mengikuti warna kotak kecil awal tempatnya berada.
Ster, bidak ini sangat spesial karena dapat bergerak kesegala arah berapa langkah pun baik horizontal, vertikal bahkan diagonal.
Raja, bidak ini seperti ster dapat bergerak kesegala arah tetapi hanya dapat melakukan satu langkah saja.
Permainan catur ini merupakan suatu permainan yang membutuhkan strategi atau taktik, maksudnya ialah dimana kita harus memprediksi terlebih dahulu pergerakan lawan dan memikirkan jalan berikutnya yang akan kita ambil untuk mengalahkan lawan.