Beras merupakan bahan makanan pokok yang utama dan terutama bagi manusia. Hal ini berarti bahwa beras memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan dan kelangsungan hidup manusia.
Yang menjadi dilema saat ini adalah saat harga beras naik. Khususnya jelang akhir tahun. Salah satu faktor naiknya harga beras yaitu musim kemarau yang berkepanjangan. Hal ini sangat berpotensi besar mengganggu produksi di daerah penghasil beras.
Saat terjadi kenaikan harga beras, ternyata masih ada pedagang yang memanfaatkan kondisi ini dengan mengerek harga beras. Hal ini membuat masyarakat resah.
Akhin adalah salah seorang agen beras di pasar Karang Anyar Jakarta Pusat. Pekerjaan setiap harinya adalah berjualan beras. Usaha ini sudah lama gelutinya. Nama usaha Akhin adalah PD. Vincent Jaya yang menjual bermacam – macam beras grosir dan eceran.
Sebagai agen beras di pasar Karang Anyar, Akhin tetap berjualan dengan jujur tanpa ada penipuan dengan mengerek harga beras. Baginya rezeki sudah diatur oleh Tuhan. Akhin percaya bahwa kepercayaan yang sudah diberikan kepada pelanggannya adalah hal yang harus tetap dia jaga.
Akhin menjelaskan bahwa setiap menjelang akhir tahun selalu terjadi kenaikan harga beras, hal ini terjadi karena masa paceklik (musim kemarau) yang menyebabkan hasil panen beras kurang maksimal.
“Kalo setiap tahun itu pasti naik kalo beras cuman tahun ini doang yang agak lambat. Ini masa paceklik jadi masa paceklik itu kata orang masa panennya sudah habis ini musim kemarau”. Ucap Akhin
Tidak hanya itu, menurut Akhin kenaikan harga beras tahun ini masih lambat tidak seperti sebelumnya. Biasanya harga beras mulai naik pada bulan oktober sampai bulan desember. Dan ternyata hal ini berpotensi pada pendapatan yang didapatkan, yaitu lebih sedikit.
“Kalo beras tuh sudah waktunya setiap tahun sekali itu pasti tetap naik ini hitungan naiknya agak lambat biasa bulan sepuluh bulan sebelas tuh lagi kenceng ini dua belas aja masih begini masih merambat belum kenceng biasa sudah naiknya waduh sudah gak kira-kira. Kalo penurunan sih engak cuman pembagian hasil itunya untungnya lebih dikit lagi” Ucap Akhin. (Rep: Dian Waruwu)
Nama saya Dian Fermina Mawati Waruwu. Saya lahir di Simaeasi, 03 februari 1998. Saya adalah orang Nias. Kebanyakan orang bilang kalo saya terlihat misterius, namun sebenarnya di sisi lain saya itu adalah pribadi yang menyenangkan. Banyak orang yang berkata bahwa saya itu berani dalam segala hal. Dan kenyataan itu baru saya sadari setelah saya kuliah. Saya akui saya sangat berani. Saking beraninya saya, ada orang yang mengatakan bahwa saya itu egois. Hanya menonjolkan diri sendiri. Saya terima kenyataan itu. Orang lain bisa bebas menilai kita. Tergantung dari sudut pandang mana dia melihat kita.
Disini saya hanya akan memperjelas tentang saya yang sebenarnya. Yang pertama, saya itu orangnya Mudah Bergaul. Saya orangnya gak pilih-pilih teman, mau kaya, miskin, goblok pintar dan lainnya, selagi orang itu mau berteman dengan saya, saya akan dengan setia menjadi temannya.
Yang kedua, saya orangnya keras. Apa yang saya mau harus tercapai dan apa yang saya akukan jika hal itu saya suka, harus terlihat sempurna.
Yang ketiga, saya orang nya mandiri. Saya gak mau merepotkan orang tua saya dengan setiap masalah hidup saya. Dalam hidup saya, merepotkan orang tua adalah hal yang sangat buruk yang pernah saya lakukan. Jadi apa-apa saya berjuang sendiri selagi saya bisa
Yang keempat, saya tidak tau benar atau tidak, yang jelas banyak orang yang bilang saya cerdas. Bukan saya sombong sih... saya memang juara terus dari SD, SMP, dan SMA.
Yang ke lima, saya selalu melihat segala hal positif yang dilakukan orang. Saya tidak membohongi diri sendiri ketika merasa curiga atau berpikir bahwa seseorang sedang berpura-pura atau memakai topeng. Artinya saya begitu peka, tahu mana yang pura-pura dan mana yang tulus. Tapi saya juga berpikir bahwa setiap orang pasti punya alasannya sendiri mengapa melakukan hal tersebut. Jadi saya tidak sacara sepenuhnya menilai buruk perbuatan orang.
Yang ke enam, saya itu sosok short temper, mudah kesal dan meledakkan amarah. Tapi setelah mengeluarkan emosi saya, saya tidak akan memikirkannya lagi. Secepat hitungan detik saya marah, secepat itu pula saya akan melupakannya. Kemarahan yang saya tunjukkan bukan berarti saya membenci orang yang saya marahi itu, akan tetapi itu hanya reaksi ketika saya tidak nyaman. Setelah marahnya selesai, saya akan kembali 'normal' seperti biasa. saya tidak suka menyimpan amarah, tapi jika itu harus dilakukan, justru rasa marah itu susah dilupakan.
Itulah sedikit tentang saya. Yang paling penting adalah, saya memiliki satu cita-cita dan harus terkabul dalam hidup saya, yaitu, saya ingin bekerja di sebuah stasiun televisi. Amin.
View all posts by Dian Waruwu