Dimasa sosial media sekarang, banyak bermunculan film blogger. Entah lewat media blog, Instagram, YouTube, bahkan Twitter. Lewat buzz, suatu film baik lokal mapun luar, akan mendapatkan presentasi ditonton lebih tinggi jika mendapatkan ulasan positif dan rekomendasi dari film blogger. Dari buzz itu lah, para followers, subcribers, dan fans akun-akun tersebut akan mengetahui film apa aja yang mereka akan tonton di bioskop, maupun situs streaming kesayangan mereka untuk sekadar mengisi waktu luang, sampai menganalisa film tertentu.
Katakinema adalah komunitas dan media film independen yang beriniasi merangkul beberapa akun film blogger di Instagram dan web untuk bisa men-sharing, berbagi screening event, bertukar kabar dan pengetahuan tentang film. Lewat Dysan Aufar, selaku public affair sekaligus kontributor berkata bahwa film blogger berperan penting dalam ekosistem film untuk merekomendasikan dan edukasi kepada penonton umum. Film blogger juga menurut Dysan, secara tidak sadar menjadi promotor dan me-marketing-kan (baik negatif maupun positif) sebuah film secara suka rela.
Pria berkaca mata itu juga berbicara bahwa momentum film blogger tidak akan turun dalam beberapa tahun ke depan dengan harapan ada kenaikan kualitas secara penulisan dan penambahan variasi konten. Untuk mencapai long-lasting engagement, penulis harus menemukan kenyamanan dalam membuat konten-konten mereka sendiri. Pembuat konten pun, penting menyadari bahwa kontennya seharusnya bisa mempengaruhi si penikmat atau pembaca untuk bisa menjadikan mereka satu frekuensi kedalam pikiran si pembuat konten. Bukan untuk menggurui, tapi lebih mengharapkan terjadi koneksi antara penulis dan pembaca untuk menciptakan kepuasan antar keduanya.
Admin dan Editor dari Indonesian Film Critics, Shinta Setiawan juga berpendapat sama tentang peran film blogger terhadap ekosistem perfilman. Pertama, untuk mengawali diskusi tentang isu-isu yang diangkat oleh sang pembuat (baik yang penting maupun hanya sekadar hiburan). Kedua, untuk menjadi taste maker kepada penonton umum. Shinta juga mengomentari tentang fenomena blogger yang makin hari, semakin berpindah ke platform yang lebih sederhana, seperti media sosial (Twitter, dan Instagram) karena nature of technology.
#Belajarcerita #GayaHidupSehat #KomunitasVirtual #PedagangOnline #PasarTradisional