Kalau bahas tentang pasar tradisional, maka yang ada dibenak kita adalah becek, bau, dan tempat berjualan kebutuhan pokok. Namun pembahasan kali ini berbeda, karena sudah lama pasar ini ingin digusur oleh warga setempat akibat membuat jalanan sekitar perumahan menjadi bau dan macet. Penjual ikan ini bercerita bagaimana banyak warga perumahan komplek Mutiara garuda bilang kalau adanya pasar illegal ini membuat perumahan tampak kumuh. “nah kalo komplek masih adalah yang komplen, kalo disini mah tempat perumahan punya tempat sendiri, ya yang punya kawasan kan punya tempat pembuangan sendiri, nah kalo didepan kan perumahan beda pengurusnya sama sini”
Namun pasar tradisional tetap memiliki banyak peminat terutama pasar tradisional komplek mutiara garuda, mulai dari anak-anak, bapak-bapak, dan ibu-ibu. Ada beberapa factor yang membuat pasar tradisional tetap ramai, yang pertama harga yang ditawarkan jauh lebih murah pastinya, apa lagi kalau ibu-ibu yang beli, sudah harganya murah tetap ditawar. Karena pasar ini dekat sekali dengan beberapa perumahan dan pedesaan, jadi pasar ini sangat strategis bagi pembeli karena dekat, apa lagi pembeli bisa memilih barang yang ingin dibeli sendiri dan menawar harga sesuai ke ingin.
Pak Sarip menjelaskan bahwa sudah dari dulu pasar ini ingin digusur ”saya pikir kamu foto-foto mau melakukan penggusuran, ya kitakan awam jadi mikirnya saya macem-macem”, namun hingga hari ini penggusuran tidak pernah terjadi ”ya kan disini bukan pasar legal, disini kan pasar rakyat jadi yang ngatur ya rakyat juga, paling bayar 25 ribu sehari, sebutannya mah pasar rakyak, kalo pasar illegal mah terlalu kasar bahasanya”. Pak Sarip menjelaskan kenapa ia tidak mau pindah ke pasar yang legal, hal itu didasari mahalnya biaya sewa tempat yang disediakan oleh pengurus. Selain biaya yang jadi alasan, pak Sarip berbicara kurangnya kepedulian pengurus dalam mengurus wilayah pasar. “rugi juga kalau udh bayar mahal-mahal tapi tetap bayar preman atau kebersihan lagi.
Hallo, nama saya Gema Rosenendhi Ruchaelly, saya lahir di Tangerang tahun 1998 pada bulan juni tanggal 23, saya biasa dipanggil Gema dan saya berkuliah di Universitas Budi Luhur Fakultas Ilmu Komunikasi jurusan Broadcast Jurnalism. Umur saya 20 tahun, saya anak terakhir dari 3 bersaudara 2 laki-laki, dan 1 perempuan, saya tinggal di kabupaten Tangerang, Teluknaga. Keseharian saya sama seperti anak remaja pada umumnya, makan, tidur, belajar, serta aktifitas lainnya. Hobby saya saat ini videografi, entah itu secara terpaksa atau beneran suka. Hobby yang saya tekuni saat ini dapat memenuhi kebutuhan saya untuk kuliah. Selain untuk mendapatkan pundi-pundi, hobby videographer ini cuman untuk mengisi waktu luang, walau cuman iseng terkadang saat melihat hasil yang didapat dengan usaha yang dikeluarkan bisa menimbulkan rasa puas pada hasilnya, sama halnya juga kalau hasil yang didapat buruk, saya pasti akan kecewa. Selain dengan videografi terkadang fotografi merupakan hal yang sering saya lakukan. Fotografi ini bisa dibilang sampingan, karena biasanya saat tidak pernah mengkhususkan untuk melakukan hunting foto, melainkan video tapi di sela-sela membuat video biasanya foto menjadi bagian yang sering saya lakukan di sela-sela pengambilan video. Saya juga membangun sebuah production dengan temen saya dengan nama Bedeng Production, saya diposisikan menjadi director. Saya telah membuat beberapa short film dengan temen produksi saya. Semua itu menjadi pengalaman yang paling tidak bisa saya lupakan, dimana ilmu baru terus bertambah. Saya pernah memenangi beberapa kompetisi short film, diantaranya ada Sonic Linguistic, Dsparted, dan Festival Film Bandung. Sudah dengan dunia artistic, saya ingin mencoba dibidang jurnalistik. Saya memulai visual jurnalistik dari Short Feature, saya membahas tentang Perpustakaan Nasional Indonesia. Program yang saya beri nama “Kacamata Muda” itu lumayan menuai prestasi dari juara 1 di Fikom Got Talent, dan juara 3 Aspikom. Untuk sekarang selain menjelaskan secara visual saya ingin mencoba menjelaskan secara tertulis, itu mengapa saya mulai menulis sekarang. selain untuk memenuhi tugas, menulis memberikan pengalam yang lebih untuk saya. Selain dari dunia visual, saya sangat menyukai olahraga seperti futsal. Karena saya harus terus menjaga tubuh agar sehat, tentunya itu sangat membantu saya dalam merawat tubuh saya. Karena bagaimana pun olahraga sangat penting bagi tubuh apa lagi buat saya, yang pekerjaanya menuntut kebugaran tubuh.
View all posts by Gema Rosenendhi Ruchaelly