Pasar burung tradisional yang berada di kawasan Curug merupakan pasar tradisional terbesar di kota Tangerang yang menjual bergabai macam jenis burung dengan harga yang bervariatif. Pasar ini berkembang dari waktu ke waktu seiring dengan pesatnya minat jual beli burung itu sendiri. Menurut informasi yang saya dapatkan dari salah satu pedagang burung disana yaitu Pak Amir. Pak Amir sendiri merupakan seorang koordinator lapangan dari pasar tersebut. Pedagang burung awalnya hanya sekitar 8 penjual di tahun 1997 dan meningkat menjadi 300an penjual di tahun 2001. Peningkatan ini terjadi pada saat lokasi penjualan masih berada di lapangan Curug namun menurut informasi dari Pak Amir sendiri saat ini penjual burung hanya menjadi sekitar 70 pedagang yang berada di lapangan. Pengurangan drastis ini karena adanya larangan berjualan di sekitar lapangan yang rencananya awalnya akan dibangun fasilitas bagi warga sekitar berupa taman dan sarana olahraga. Meski pada kenyataanya warga sendiri kurang menyetujui hal tersebut yang dianggap kurang diminati oleh warga sekitar. Sehingga pembangunan itu pun sampai saat ini tidak tuntas dan larangan mengenai berdagang di sekitar lapangan masih berlaku. Karena regulasi tersebut pedagang-pedagang sempat di pindah tempatkan ke belakang pasar Curug dimana berisikan para pedagang ayam. Hal hasil penumpukan antara pedagang burung dan edagang ayam pun terjadi dan menyebabkan adanya penolakan dari pedagang ayam. Sempat ada perudingan antara Pak Amir dan kepala koordinasi pedagang ayam namun tak membuahkan hasil yang baik. Namun nyatanya hal ini tidak menghalangi minat pembeli untuk datang ke wilayah pasar burung tradisional Curug. Keunikan lain dari pasar burung tradisional terbesar di Tangerang ini adalah pedagang-pedagangnya yang berasal dari berbagai daerah bukan hanya warga sekitar. Seperti contohnya, pedagang dari Jasinga di Bogor dan Garut serta faktanya pedagang disana di dominasi orang-orang dari luar kota. Menurut pria paruh baya ini, hal tersebut dikarenakan kurangnya minat berdagang burung oleh warga local dan dianggap kurang menguntungkan.
Hallo nama saya Dimas Algy Pradipta, biasa dipanggil algy. Dengan kulit sawo matang, tinggi badan 170cm dan berat 70kg. Saya tinggal di Perumnas 4, Karawaci, Tangerang. Saya anak pertama dari dua bersaudara, saya dan adik saya. Hobby saya yaitu, futsal, berenang, muaythai, photography, dan masih ada yang lainnya. Sejak kecil saya menyukai hobby tersebut, kecuali muaythai yang baru-baru ini saja. Saat ini saya kuliah di salah satu Universitas Swasta di Jakarta Selatan, yaitu Universitas Budi Luhur. Saya adalah tipe orang yang humble, easy going dan gampang untuk berteman, asalkan tidak dikecewakan saya akan sangat bisa dekat dengan seseorang, walaupun orang itu baru dikenal, dan saya adalah orang yang pemilih dalam hal pertemanan, karena sampai saat ini saya masih trauma dengan namanya bullying, yang dimana semasa kecil dulu saya sering sekali yang namanya di bully dan membuat saya lebih memilih mana teman yang memang akan membawa saya pada kebaikan, walaupun pemilih saya tetap ramah kepada siapapun dan dimana pun. Saya juga senang sekali dengan yang namanya travelling, hiking dan sebagainya. Sebelumnya saya tidak suka naik gunung atau hiking yang menurut saya buang buang waktu, namun saat pertama kali mencoba mendaki gunung di daerah pandeglang, yaitu gunung pulo sari, dan yang paling saya kenang adalah ketika hiking ke gunung tertinggi di Pulau Jawa, yaitu gunung Semeru dengan ketinggian 3.676 MdpL. Saat ini kesibukan saya bukan hanya sebatas kuliah, namun saya juga bekerja sampingan sebagai photographer, atau sesekali saya sering menjadi driver GoJek, yang menurut saya penghasilan dari Gojek lumayan untuk menambah uang jajan saya. Semisal di dunia photography saya sedang tidak ada job saya akan bekerja sebagai driver Gojek sepulang kuliah atau kalua sedang libur, saya tidak pernah malu melakukan apapun yang menurut saya baik walaupun kadang ada yang mengejek saya, tapi itu menjadi acuan saya agar bisa jadi lebih baik lagi dari sebelumnya. Saat ini di rumah saya merasa kesepian karena adik saya sekarang tinggal di Malang, Jawa Timur untuk menempuh pendidikan di Universitas Negeri di Kota Malang tersebut. Soal hubungan asmara saya salah satu orang yang sulit sekali mempertahankan hubungan agar bertahan lama, namun saya berkata suatu hari aka nada saatnya saya bisa mempertahankan rumah tangga yang utuh. Sebenarnya masih banyak tentang saya namun saya cukupkan sampai sini saja saya menulis tentang diri saya, karena sejujurnya saya tidak bisa menilai diri saya sendiri. Terima kasih.
View all posts by Dimas Algy Pradipta