Pempek Nuget Dan Rujak Cireng adalah usaha bisnis online yang didirikan oleh Abdul Rauf yang akrab di sapa Doel.
Doel adalah seorang mahasiswa srata 2 (S2) Universitas Pamulang jurusan informatika. Dengan memanfaatkan perkembagan teknologi Doel memikirkan bagaimana membangun sebuah bisnis yang tidak menggunakan biaya atau modal besar, akhirnya Doel memiliki ide berjualan Pempek Nuget dan Rujak Cireng berbasis online, dengan menggunakan fasilitas grab food dan Go food Doel berfokus fokus berjualan online.
Yang membuat doel fokus berjualan online adalah karena semua makanan yang dia jual itu di taruh atau di tempatkan di Koskosan temoat dia tinggal, jadi tidak memungkinkan tempat tersebut untuk membuka toko dan berjualan secara offline.
Keuntungan yang di dapatpun cukup untuk dia membayar listrik, koskosan, dan biaya kuliahnya dan dari keseluruhan pendapatan sisanya masih bisa di tabung olehnya
Nama saya Syahrum Latupono, biasa dipanggil heru. Saya lahir di Depok dan kemudian tinggal di Bogor sejak berusia 1 (satu) tahun, disini saya memiliki banyak teman karena rumah kami berdekatan, setiap kali saya ingin bermain saya selalu mendatangi rumah teman terlebih dahulu, begitupun sebaliknya teman saya yang mendatangi rumah saya terlebih dahulu. Mereka bernama Denis, Liam, Rama, Deni, Ridwan, Martin, Ating, Ari, Bayu, Bima dan masih banyak lagi.
Saya masih teringat ketika itu hal yang paling sering kami lakukan permainan disore hari yaitu bermain petak umpat, ada kalanya kami nakal dengan menangisi anak tetangga yang bernama bayu, contohnya seperti ini, ketika kami bermain petak umpet kami meminta bayu yang pertama menjaga tembok, saat hitungan dimulai kami serentang bersembunyi ditempat yang sama, ketika bayu selesai berhitung kami keluar secara bersama-sama untuk menepuk tembok sebelum bayu menyebut nama kami, kala itu bayu kebingungan karena tidak sempat menepuk tembok tetapi kami sudah lebih dulu menyerbu tembok tersebut, hal itu berulang terus menerus hingga pada akhirnya bayu menangis dan pulang kerumahnya untuk mengatakan kecurangan kami kepada ibunya, diakhir cerita kami terkena marah oleh ibunya.
Tak hanya itu, sering pula saya iseng sama anak tetangga lainnya sampai nangis dan ketika saya didatangi ibunya, saya bersembunyi. Masih banyak hal lagi tentang keisengan saya dimasa kecil. Berlanjut lagi satu tahun berikutnya saya berada di kampung ibu (tulung agung, jawa timur) yang pada masa itu saya masih berkomunikasi menggunakan bahasa Bogor yang sulit dipahami oleh saudara saya yang berada di Tulung Agung, namun seiring berjalannya waktu saya mulai bisa berkomunikasi dengan bahasa yang bisa dipahami oleh mereka.
Kemudian pada saat usia saya yang ke – 6, saya kembali ke Bogor untuk memulai pendidikan Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), setelah lulus saya berkeinginan untuk menjadi seorang ahli IT oleh karenanya saya memutuskan untuk masuk ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan jurusan Multimedia, setelah lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) saya bercita-cita ingin menjadi seorang kameraman di salah satu stasiun televisi, oleh karenannya saya memilik masuk ke jurusan broadcasting di universitas budiluhur hingga saat ini saya (semester 5) masih sangat menikmati perjalanan perkuliahan bersama dengan beberapa kerabat untuk belajar, praktik, saling sharing, hang out, dan lain-lain.
View all posts by Syahrum Latupono