
Pertama kali saya tahu bahwa dosen saya ini adalah dosen yang ribet, selalu memberikan tugas tak henti – hentinya. Pada saat pertemuan pertama pun saya belum bertemu dengan beliau. Pertemuan kedua pun akhirnya saya masuk kelas, my first impresson ini dosennya asik, bisa bergaul tapi memang disiplin kali ya. Tugas satu, dua dan tiga terlewati saya masih merasa ini mudah. Pembukaan diawal tugas 4 yang sudah memperkenalkan tentang reporting plan guna tahan produksi berikutnya. Setiap tugas terlewati hingga rasanya lelah, jujur semester lima ini sangat berat sekali untuk saya jalani dan membuat saya keteteran untuk mengerjakan tugas ‘Produksi’ lainnya. Mengeluh? tentu, Menangis? sudah saya lakukan karna dari waktu, teknis lapangan dan sebagainya yang terkadang tidak sesuai dengan ekspetasi saya hingga saya bingung harus berbuat seperti apa.

Untuk pertama kali nya saya pasrah dengan tugas di Jurnalistik Online, tetapi saya tidak bisa berhenti begitu saja, tidak bisa meninggalkan tugas dan kewajiban saya semena-mena, saya harus lewati, saya harus jalani, saya harus berusaha karena yang membentuk jati diri kita pun adalah kita sendiri yang harus kuat mental, fisik, jasmani dan rohani. Harus selalu bersyukur, berkat ini saya mendapatkan banyak sekali pengalaman yang tak akan saya lupakan.

Banyak hal yang membuat saya terkejut akan masyarakat di Jakarta bahwa saya masih beruntung dan harus bersyukur, saya sangat mendapatkan ilmu pada mata kuliah ini. Bahwa di dunia televisi pun juga jurnalis harus terjun tanpa melihat situasi panas atau hujan harus ditempuh dengan deadline yang tidak boleh terlewatkan. Terimakasih Jurnalistik Online, terimakasih Mas Buyung. Telah memberikan saya pengalaman yang membuat saya tidak boleh menyerah harus semangat menjalani kehidupan bukan berlari, sebab hidup ini sebuah perjalanan yang harus ditempuh agar kita tahu tujuannya untuk apa, bukan sebuah pelarian. Terimakasih