
Kamal Muara, merupakan salah satu kampung nelayan yang ada di Penjaringan Jakarta Utara. Kesan pertama saya saat pertama kali ke Kamal Muara adalah kotor dan kumuh, jujur saya baru pertama kali ke Jakarta bagian Utara, karena pada awalnya saya sudah mewanti – wanti tidak mau dan gamau ke daerah Jakarta Utara, karena rawan dan saya takut. Tetapi tiba-tiba dosen saya Mas Budi Afrian alias Mas Buyung membuat kelompok untuk liputan Jurnalistik Online dengan Tema Air dan harus jalan liputan ke daerah Jakarta Utara, tepatnya di Kamal Muara. Mau tidak mau dan suka tidak suka saya harus jalan liputan kesana. Awal kesana tanggal 09 November 2019 saya benar benar tidak tau apa-apa dan buta akan informasi, hanya berbekal reporting plan yang telah saya buat sebelumnya.

Dan saya mencari informasi langsung dari Ketua RT 01 Kamal Muara yaitu Pak Supardi (Kiplai), saya menggali informasi tentang reporting plan saya yaitu Permasalahan Dan Solusi Yang Ada Di Kampung Pelangi. Judul pertama ini saya mendapatkan banyak informasi dari kurangnya air bersih, banjir rob yang selalu menghantui warga karena tiap banjir rob datang ada pengaruh negative dan positif yang dirasakan oleh warga Kamal Muara itu sendiri, pendidikan anak yang kurang memadai dan pengaruh pulau reklamasi terhadap pendapatan nelayan yang semakin menurun. Saya juga melihat sendiri bagaimana warga membeli air bersih untuk kebutuhan sehari-hari dan aktivitas apa saja yang ada disana. Selama melakukan liputan pertama ini saya sudah mencoba membuang stigma negative daerah Jakarta Utara yang menurut saya rawan dan mengerikan, nyata nya tidak seperti itu hanya saja warga Kamal Muara susah untuk diajak wawancara karena mereka merasa minder karena pendidikannya yang kurang, dan saya juga melakukan pendekatannya yang mungkin salah.

Setelah reporting plan dan liputan ini selesai, walaupun saya harus bolak balik sampai hafal jalan untuk kesana demi revisi yang disuruh oleh dosen tercinta saya, ternyata penyiksaan ini belum selesai. Mas Buyung ternyata memberikan tugas kembali karena hanya satu reporting plan saya yang di accept dengan tema besar Manfaat Tanggul Jakarta, dan mau gamau saya harus balik lagi ke Kamal Muara dengan tema baru dan narasumber yang baru lagi. Dan saya mengambil judul Tanggapan dan Harapan Warga Muara Kamal Setelah Pembangunan Tanggul Jakarta. Saya datang kesana pada tanggal 18 November 2019, awalnya muter muter mencari narasumber yang tepat, dan didetik terakhir sebelum malam saya baru menemukan narasumber yang tepat yaitu Ibu Ayu, ia adalah ibu rumah tangga rantauan dari Padang. Ia sangat merespon positif adanya peninggian tanggul Jakarta karena nantinya akan berpengaruh juga untuk masyarakat Kamal Muara agar banjir rob berkurang. Pada saat melakukan wawancara awal terjadi kendala yaitu badai yang menyebabkan debu pasir dari pulau reklamasi terbawa angin ke pemukiman penduduk, kejadian ini berlangsung selama 10-15 menit. Yang menyebabkan suara narasumber sangat noise yang mengharuskan saya melakukan wawancara ulang tentu saja karena saran dari dosen tercinta. Dan pada saat wawancara kedua saya tidak menemukan kendala apapun karena keadaan cuaca disana sangat cerah dan bersahabat.

Dalam pengerjaan project ini saya mendapatkan banyak pelajaran yang berarti, mulai dari bagaimana cara pendekatan terhadap narasumber yang baik dan benar dan mengubah stigma saya bahwa lingkungan Jakarta Utara tidak seseram itu jika kita memiliki niat yang baik. Dan membuat mental saya lebih kuat dan sangat sabar saat disuruh liputan ulang untuk revisi, semua kendala dapat dipecahkan dan diselesaikan jika kita niat dan ikhlas saat mengerjakannya.