Hai Chingudeul, kali ini saya akan menceritakan pengalaman saya tentang salah satu tugas di Mata Kuliah Jurnalistik Online. Kebetulan banget 2 tugas Reporting Plan yang saya buat dan di acc oleh mas Buyung (dosen) dan keduanya terletak di Muara Kamal, Penjaringan, Jakarta Utara. Muara Kamal yang terletak di pinggir kota Jakarta, lebih tepatnya di Penjaringa Jakarta Utara ini memiliki kenangan tersendiri didalam hidup saya. Kenapa? Karena hampir tiap minggu saya mengunjungi Muara kamal karena tuntutan Tugas Jurnalistik Online. Mungkin saya sudah 5 atau 6 kali ke Muara Kamal. Yang awalnya saya berangkat menaikin Commuter Line, hingga akhirnya saya berani mengendarai motor kesana.

Pertama kali saya ke Muara Kamal itu pada tanggal 9 november 2019 bersama teman saya Nabila, Jihan Salsabila. Andhika, dan Naufal. Pada saat pertama kali saya kesana, saya naik taksi online dari stasiun Rawa Buaya. Ketika saya dan teman-teman lainnya sampai disana, kami disambut oleh bau amis yang lumayan menusuk tetapi masih bisa diterima oleh hidung kami hahaha. Sesampainya disana, kami langsung mencari narasumber. Kami mencari ketua RT yang bertanggung jawab di wilayah tersebut. ketika kami bertanya-tanya tentang ketua RT pada warga setempat, kami kebingungan karena banyak warga yang memberikan informasi yang berbeda-beda soal ketua RT itu. Ternyata, setiap gang memiliki RT yang berbeda-beda, padahal wilayahnya cukup berdekatan. Setelah kami bertemu dengan ketua RT 01 yang bernama Bapak Supardi Kiplay, kami juga bertemu dengan ketua RT 07 yang bernama bapak Saifudin. setelah melakukan wawancara, lalu kami bergegas menuju KFC Rawa Buaya untuk mengisi kekosongan perut tentunya, baru setelah itu kami pulang dengan menaiki commuter line kembali.

Minggu pertama, kami masih bisa berfoto-foto di beberapa spot foto yang berada di Muara Kamal, minggu berikut dan seterusnya kami tidak memikirkan untuk berfoto-foto lagi, kami hanya berfikir “pengen cepet-cepet kelar ya allah”. Di minggu kedua dan seterusnya kami selalu melihat fenomena banjir Rob, ketika banjir Rob datang, banyak anak-anak kecil yang tinggal disana bermain-main dengan air banjir rob tersebut. kami yang baru pertama melihat merasa aneh, ko bisa, ko mereka berani bermain di air itu. Saking seringnya kami ke Muara Kamal, kami merasa sudah biasa melihat fenomena tersebut. diantara banyaknya fenomena, saya pribadi agak Speechless ketika badai angin menerjang. Pasir-pasir dari pembangunan pulau reklamasi ikut terbawa angin dan sampai ke daratan Muara kamal. Banyak warga dan pekerja tanggul yang ikut mengamati fenomena tersebut. karna kami semua terlalu focus pada fenomena itu, salah satu teman saya yang bernama Novi sempat jatuh, untung hanya kakinya saja yang masuk diantara sela-sela bamboo, jika seluruh badannya ikut masuk mungkin dia trauma untuk datang ke Muara Kamal lagi hahahah.

Banyak pengetahuan yang saya dapatkan dari Muara Kamal ini, seperti kehidupan warganya yang sebagian besar nelayan, suasana anak-anak yang ceria didukung oleh indahnya warna-warni kampung Pelangi, hingga tarif menyebrang ke 3 pulau untuk berlibur. Mungkin segitu saja cerita yang saya tuangkan disini. Insya allah jika ada pengalaman unik lainnya akan saya post kembali disini. Terimakasih sudah mampir. Terimakasih sudah rela menggunakan waktu dan kuotanya untuk membaca artikel ini. semoga bermanfaat.
