Haiiiii! Kali ini mau berbagi cerita yang jarang sekali bisa diceritakan orang lain, karena sesuai pengalamannya. Saya AHA dan sekarang semester 5, banyak mata kuliah yang saya pilih salah satunya adalah Jurnalistik Online. Saat itu tidak terbayangkan kira-kira kedepan akan seperti apa, ternyata……
Sangat menarik sekali. Awal step kita dilatih untuk punya tugas dan ada deadlinenya, so.. sudah pasti jangan sampai lewat dari deadline. Oke minggu pertama, minggu kedua, kita ikuti.. pada intinya kami masih diberi tugas seperti membuat akun di media sosial, lalu bikin berita yang sedang hangat dengan outputnya adalah video. Oke…. masih bisa dijalanin… lama-lama tugas berawal dari “reporting plan” dan diberi tema khusus.
Dari sini kami benar-benar diajarkan untuk menjadi jurnalistik yang sebenarnya. Kami harus ke tempat kejadian yang memang akan kami buat “reporting plan”nya. Dan pada akhirnya sampai pada tema yang mengharuskan kami ke jakarta utara. Jujur ini pertama kali harus beberapa balik kesana. Saat saya ke tempat yang akan diberitakan, yaitu Muara Baru. Dengan diberi tema khusus oleh dosen, saya mencoba sekeras-kerasnya mencari ide agar tidak revisi. Saya pertama ke Muara Baru bersama teman saya, kami berdua karena mempunyai tugas 3 dan sama jadi kami bersama mencari beritanya. Awal tetap kami mencari referensi di internet, dan akhirnya mendapatkan ide. Kami pergi dan sempat tidak tahu harus kemana, teman saya punya ide yang kami memutuskan untuk ke tempat itu. Kami naik kereta sampai akhirnya naik go car untuk ke tempat tujuan, saat sampai ternyata kami tanya warga masih banyak yang tidak tahu tempat itu, namanya mushala waladuna. Akhirnya kami coba masuk ke Pelabuhan Perikanan Nizam Zachman Muara Baru. Kami selalu bertanya mushola waladuna dan masih belum tahu kemana arahnya.
Akhirnya kami menemukan ide, karena kami melihat situasi di Pelabuhan Perikanan ini ternyata jalan utama direndam oleh air laut yang sudah dipasang tanggul. Dan kami tercengang, karena sangat kaget dan kami berpikir kalau tidak diberi tugas oleh mas buyung kami tidak akan merasakan pengalaman ini dan pengetahuan ini. So, grateful for this opportunity. Lalu kami beranjak menelurusi, kami beristirahat dan kami bertemu orang-orang yang sangat baik kepada kami bahkan sampai dibelikan minum karena tahu kami orang jauh, kami akhirnya berbagi cerita dan dapatlah ide untuk reporting plan kami. Alhamdulillah, kami tidak hanya menemukan ide cerita tetapi juga menemukan orang-orang yang baik sehingga welcome saat tahu kami sedang menjalankan tugas mata kuliah dan mereka mengerti. Sempat takut karena berbincang dengan orang yang tidak dikenal karena teman saya pernah tiba-tiba difoto juga sama salah satu warga disana. Tapi kami mencoba tenang dan merespon dengan nada becanda. So its ok, dan akirnya baik-baik saja, walaupun kami tidak tahu foto itu untuk apa. Mungkin untuk status whatsapp, eh hehehe…. lanjut saya masih cari ide cerita, dan akhirnya ketemu Mas Fery, warga yang sudah tinggal lama di Pelabuhan Perikanan Muara Baru. Akhirnya kami berbagi cerita, terutama mas Fery yang menceritakan seluruh pengalaman tentang banjir air laut, sejak kapan seperti ini, lalu apa yang sudah di lakukan untuk mengatasi ini, dll. Akhirnya dapat ide cerita untuk berita saya.
Tidak sampai ke pelabuhan saja, kami masih lanjut keliling untuk mencari ide berita yang lain. Kami mencoba ke kali gendong dan warganya sangat welcome sekali, karena beliau tidak hanya saat itu saja pernah diwawancara tetapi sudah beberapa kali. Lalu ke PT Koja bertemu dengan ibu-ibu yang jutek sekali. Saya juga jadi bingung harus gimana tapi jujur saya tetap meminta izin untuk ibunya diwawancara, seperti mau tidak mau tapi ya karena saya sudah hampir menyerah karena keliling, ya sudah akhirnya terpaksa untuk ide cerita kali ini. Nah untuk ide berita lainnya akhirnya saya berdasarkan riset di internet dan via telepon yaitu tentang KPPIP, pembangunan proyek penangan limbah.
Hari kamis saat mata kuliah berlangsung, saya konsultasi masalah KPPIP dan ternyata disarankan oleh Mas Buyung lebih baik tidak usah diambil. Lalu disarankan yang lain yaitu Balai Konservasi air tanah. Baik saya terima sarannya. Akhirnya ada tugas lagi, dengan deadline yang sama, tiap hari selasa.
Akhirnya kami melakukan wawancara ke narasumber yang sama dengan teman saya yang sama dan ada juga yang lain dengan tugas yang porsinya sama. Sempat tidak terpikir bagaimana kedepannya, tetapi saya mendapat beberapa kendala. Entah itu narasumber yang lagi ke puncak, dan ada yang tidak mau untuk diwawancarai. Tetapi mau tidka mau saya harus mengumpulkan tugas dan akhirnya saya mengganti narasumber dengan ide cerita yang sama. Akhirnya saya ketemu dengan Pak Bachtiar, Pak Bachtiar inisempat direkomendasikan oleh Mas Fery, dan saat itu juga Pak Bachtiar mau diwawancarai. So grateful karena dibalik kesusahan pasti ada kemudahan. Akhirnya Pak Bachtiar pun cerita yang sama mengenai awal banjir air laut ini dan solusi dari pemerintah itu hanyha ditinggikan jalannya.
Dan friendly sekali Pak Bachtiar ini, kita berbagi cerita sesuai peran saya mahasiswa, yang saya alami, dll. Akhirnya selesai dan saya mencari ide cerita selain yang Ibu di PT Koja. Sempat putus asa dan bingung sampai teman saya coba mencarikan jalan keluar. Rasa sedih, ragu dan bingung itu semua saya rasakan. Pada akhirnya ketemulah ide IPAL, instalasi Pengelolaan Air Limbah. Saya bertemu dengan salah satu operator di IPAL dan saat itu juga bersedia untuk diwawancara melalui video. Dan kalau tidak ada tugas ini, saya tidak tahu ternyata fungsi IPAL seperti ini, lalu alatnya apa saja, dll.
Jadi menambah pengetahuan juga dan memperbanyak orang yang bisa dikenal. Setelah itu saya dan teman saya mencari ide berita lagi dan lagi-lagi, dapat dan ketemu dengan orang baik lagi. Bersyukur banget bisa ketemu sama orang baik dari kemarin. Akhirnya saya ketemu Bu Ida dan bercerita tentang kisah kali banjir kanal yang dulu bersih tapi sekarang kotor tetapi masih dibuat main anak-anak, contoh mandi dan berenang. Kami diberi minum dan cemilan sama Bu Ida dan Ibunya Bu Ida (nenek). Senang sekali karena bisa kenal Bu Ida dan keluarga.
Setelah itu kami balik lagi untuk memenuhi stockshot yang kurang/harus wawancara ulang karena kurang atau ada kesalahan teknis. Dan narasumber saya semua welcome dan baik. Selalu dijamu/disambut dengan senang hati. Akhir cerita untuk mata kuliah jurnalistik online, thanks for the experience, and the lesson. saya mendapatkan pengalam dan cerita baru yang bisa saya sharing ke temen-temen lainnya. Karena bagaimanapun, dosen kami Mas Buyung atau Budi Afrian sangat mengajarkan sekali real life di jurnalistik. Bagaimanapun juga nantinya kedepan kami sebagai seorang jurnalistik akan seperti itu khususnya di jurnalistik online, di media manapun akan seperti itu alurnya, penuh dengan deadline, tantangan, harus ke TKP, dan tidak ada kehabisan ide untuk mencari informasi/berita. Dan khususnya teman-teman saya yang selalu support saya, tidak habis membantu mencari ide berita, UB Family hehe. love 💕