
Nama saya Sinta Nia Puspita bisa dipanggil sinta, kali ini saya akan menceritakan pengalaman saya saat mengerjakan tugas Jurnalistik Online dan ini juga bisa dibilang pengalaman baru karena saya tidak pernah sejauh ini untuk liputan karena biasanya tidak jauh-jauh dari sekitaran kampus. Kali ini tugasnya tentang air dan menjerumus kesungai ciliwung, awalnya saya tidak tau mau seperti apa liputannya karena benar-benar tidak terpikirkan liputan tentang air ini, akhirnya saya ingat kalau paman saya kakak dari ibu, bekerja diBBWSCC sebagai juru sungai, tetapi paman saya tidak bekerja diruas sungai ciliwung dan paman saya memberikan nomor handphone yang bekerja diruas sungai ciliwung. Juru sungai itu adalah pekerjaan yang mengawasi, menjaga, dan melaporkan keadaan sungai. Untuk melaporkan keatasan tentang keadaan sungai dan setiap 5 kilo meternya terdapat 1 juru sungai.

Salah satunya Syarip Hidayat juru sungai Ciliwung Cisadane, yang ruasnya dari Flyover Kalibata sampai Cijantung. Ia melaporkan dengan cara memfoto keadaan sungai disekitar, untuk dikirim keatasannya untuk menindak lanjuti kejadian tersebut. Dan ia bercerita kepada saya saat bekerja bahwa warga yang tinggal dibantaran sungai itu sangat bahaya karena menyebabkan longsor dan merusak tanah serta sungai tetapi warga tetap bandel dan tidak mau pindah karena alasannya sudah sejak lahir dan tinggal disini.

Padahal pemerintah tidak akan memberikan bantuan saat terjadinya longsor. Dan juga kadala termasuk binatang perusak tanah yang mengakibatkan longsor jadi saat kadal menggali lubang maka terjadi getaran dibantaran sedikit demi sedikit maka akan terjadinya longsor.
Tugas selanjutnya yaitu tentang tanggul pantai sekitaran muara baru, muara kamal, dan kalibaru. Dan lagi-lagi saya tidak tau mau apa yang saya liput, saya tanya paman saya tentang juru sungai tentang tanggul atau juru sungai sekitaran muara baru, muara kamal, atau kalibaru. Tetapi paman saya tidak tau dan setau paman saya tidak ada juru sungai disekitaran lokasi tersebut. Akhirnya saya ikut-ikut saja sama temen saya kemuara baru, riset awal saya liat google maps saya melihat-melihat apa saja yang dapat diambil untuk liputan dan akhirnya saya mendapatkan Rumah Pompa Waduk Pluit, karena saya tidak tau apa manfaat pompa itu sebenarnya akhirnya saya mempunyai plan untuk meliput tentang Rumah Pompa tersebut.

Selama riset beberapa hari akhirnya saya meliput dengan narasumer Hendry Kurniawan sebagai Operator Rumah Pompa, ia menceritakan tentang gedung pompa barat, tengah, dan timur. Manfaatnya untuk mengendalikan tinggi muka air waduk dengan cara mempompa air yang akan dibuang kelaut, Jakarta termasuk dataran rendah yang setiap tahunnya permukaan tanah turun 1 cm sehingga kalau tidak ada Rumah Pompa ini maka Jakarta akan tenggelam. Pompa ini setiap minggunya selalu dicek meskipun tidak terjadi apa-apa, kendalanya yaitu dari sampah-sampah rumah tangga yang membuang sembarangan sampah kesungai sehingga mengakibatkan pompa macet karena kemasukan sampah.

Tetapi yang saya khawatirkan yaitu petugas pompa yang mengecek pompa dengan cara menyelam kedalam air yang airnya sudah kotor, tercemar, dan bau. Sehingga para petugas ini kulitnya menjadi iritasi karena air, dan gaji mereka tidak seberapa saat mereka menyelam untuk memperbaiki pompa yang sangat bahaya yang dari airnya maupun mesin-mesinnya.
Sekian dari pengalaman tugas Jurnalistik Online saya yang penuh dengan petualangan dan memiliki teman baru seperti narasumber-narasumber saya ini, dan terima kasih.