
TUGAS 5
Tugas 5 adalah tugas bertemakan kali ciliwung. Tugas yang alias setiap harinya adalah UTS. Ini pertama kalinya saya menginjakkan kaki di kali ciliwung. Selama 20 tahun saya hidup saya baru melihat kali ciliwung seperti apa. Narasumber demi narasumber sudah saya liput tetapi dari sekian banyak hanya pak subari yang menurut saya cocok menjadi narasumber saya. Jujur dari dalam hati, mencari narasumber sangat amat susah. Apalagi jika kendala kita adalah tidak bisa membawa narasumber ke inti cerita. Yang terjadi adalah narasumber berbicara berputar-putar dan kita harus menemukan pokok pembicaraan narasumber tersebut.
Menemukan pak subari tidak mudah karena saya harus pergi ke jagakarsa dan melalui survey yang bisa dibilang memusingkan. Rumah saya di pondok pinang (ponpin). seberapa jauh ? anda bisa membayangkan sendiri. Mengingat pantat saya yang rasanya kebas dan hampir menghilang. Kebetulan saya menemukan pak subari yang terlihat sedang bekerja di kali ciliwung dan kebetulan saya ini tipe orang yang “kebanyakan omong” jadi saya mengajak berbicara pak subari yang sedang bekerja dan ternyata beliau warga asli dari kali ciliwung. Dari muda hingga menua masih tetap menjadi warga asli. Dan kebetulan beliau terpilih menjadi pegawai UPK (Unit Pelaksana Kebersihan) Badan Air.
Beliau mempunyai keinginan tinggi membersihkan ciliwung sebersih mungkin dan menyadarkan warga sekitar. Walau beliau paham dan tahu itu sulit, tetapi beliau tetap menjalankan apa yang harus di jalankan. Sedikit cerita tentang pak subari, kita sedikit beralih ke proses. Singkat cerita pertama kali saya meliput saya rasa semua sudah cukup dan sudah matang stock shoot dan wawancara semua sudah terpenuhi. Maka dengan waktu singkat saya bergegas pulang dan merapikan editing video yang sudah saya kerjakan
Dengan hati gembira saya kumpulkan apa yang sudah saya kerjakan. Tapi anda tahu apa yang terjadi? Dosen saya, kita sebutkan saja insialnya Budi Afrian (Buyung) mematahkan semangat saya, bahwa dalam wawancara harus memiliki banyak stock shoot dan jangan ada shoot yang panning atau semacam itulah karena itu tidak cocok atau tidak pas dan akan menyusahkan kita dalam editing. Saya ingat betul saya memakai panning dan tidak banyak stock shoot yang saya masukkan.
Sudah bisa ditebak bukan selanjutnya apa yang terjadi ? Ya, meliput ulang. Kalau dihitung mungkin saya melakukan liputan ulang sebanyak 4 sampai 5 kali. karena banyak stock shoot dan saya tidak mau ada yang tertinggal. Tetapi saya kecolongan masih saja ada yang tertinggal dan pada akhirnya saya mengambil stock ulang. Kebetulan cerita saya dengan narasumber tidak hanya sebatas wawancara, tetapi berlanjut dengan diikut sertakan kegiatan lingkungan bersama ibu-ibu koperasi. Tetapi sayang, saya tidak bisa ikut, mengapa? Lagi-lagi mas buyung, di sebabkan oleh tugas mas buyung yang tidak bisa di tinggal begitu saja.
Walau begitu banyak cerita yang sedikit pahit. Pada akhirnya, saya menyelesaikan tugas 5 dan memiliki pengalaman pertama saya yaitu bertemu dengan kali ciliwung, yang terkesan menyusahkan tetapi di balik itu semua terselip cerita menyenangkan. Menyusahkan karena saya kuliah sambil bekerja, menyenangkan karena berkunjung, berbicara bersama orang baru dan belajar mengenal narasumber.
TUGAS 7
Pernah mendengar tanggul pantai kali baru ? jika pernah, maka kali ini saya akan berkecimpung dan terjun langsung di tanggul pantai kali baru ini, yang masih hangat dan masih dalam tahap pengerjaan. Pertama kali saya mengunjungi tanggul pantai ini bersama ke-empat teman saya. Dengan pengetahuan jalan yang minim dan modal nekat kami memesan grabcar (taksi online) setelah turun dari St. Tanjung Priok, kami di turunkan di jalan. Tepatnya jembatan dan kami harus jalan sekitar 10km untuk mencapai tanggul.
Kami berlima menyusuri jalan yang banyak di tempati mobil berat dan barang-barang berat seperti besi, beton dsb. Jalanan tersebut menuju ke tanggul pantai. Saat tiba di tanggul pantai kami semua bergegas mengambil video. Mulai dari pemandangan, mahluk hidup dan masih banyak lagi. Setelah puas mengambil video di bagian tanggul pantai, kami menyusuri rumah warga untuk mendapatkan narasumber yang diinginkan. Warga sekitar terlihat senang jika melihat kamera. Tetapi, tetap tidak semua orang mau ditampilkan di kamera.
Teman-teman dan saya sudah mendapat narasumber. Banyak sekali kesulitan dan diuji sekali kesabaran ketika menghadapi narasumber seperti tidak mau masuk frame dalam kamera, tidak mau memberikan nomer telepon, memberikan alamat rumah yang tidak benar. Mencari narasumber yang sangat pas sangatlah susah. Tidak banyak narasumber yang jika kita berikan pertanyaannya menjawab panjang, ibarat dari abjad A hingga B kita belum bertanya beliau sudah menjawab itu sangatlah sulit.
Menemukan ibu Nursiati atau biasa dipanggil Ibu Ari dikalangan warga, juga karena mendapatkan info dari warga sekitar. Beliau adalah istri dari pak RW dan berpartisipasi dalam kegiatan senam pagi. Ibu Nursiati mengajak warga-warga, bermakud untuk menyehatkan dan agar warga tergerak bahwa olahraga itu penting. Ibu Nursiati berhasil membuat warga berolahraga sangat banyak warga yang berpartisipasi.
Pengambilan video sudah, wawancara sudah. Yang terakhir dilakukan adalah editing, tidak mudah mengedit dan menyamakan beberapa video menjadi satu suara. Kesulitan saya adalah kendala di laptop, terkadang sangat lamban dan terlebih lagi laptop saya hanya mendukung RAM 2GB, sangat berat untuk mengedit. Tetapi setelahnya semua berjalan mulus walau dikejar oleh deadline. Keluh-kesah sedikit menyebalkan adalah ketika mengirim melewati WeTransfer, jika kalian tidak mempunyai jaringan internet yang memadai maka tamatlah riwayat. dan selamat merasakan pemotongan nilai 50%
Terimakasih jika sudah membaca, jika belum kembali kasih
#belajarcerita