Social Distancing Yang Tidak Mudah Dilakukan

Pemakaman adik orang tua saya di tempat pemakaman umum Graha Raya hari Rabu 18 Maret 2020. Beliau meninggal setelah berjuang selama hampir 6 bulan menghadapi kanker yang dimilikiNya. Alfatihah untuk Om Tito.

Berdasar situs resmi pemerintah tentang pandemi corona #LAWANCOVID19 #coronasatupintu https://www.covid.go.id pada pukul 19:35 tanggal 18 Maret 2020, jumlah warga negara Indonesia #WNI yang meninggal akibat #coronaviruses sudah berjumlah 19 orang, 227 orang diindikasi #positifcorona dan 11 orang sembuh setelah terindikasi positif #covid19

Salah satu tindakan pencegahan agar mengurangi penyebaran #viruscorona adalah dengan mempraktekkan #socialdistancing

Namun tindakan pencegahan #socialdistancing yang mudah dilakukan dengn kondisi sosial budaya, tata laku dan tatakrama orang-orang Indonesia.

Misalnya saat ada anggota keluarga yang meninggal. Tetangga-tetangga biasanya #takziah datang ke #rumahduka yang kemudian dilanjut hingga mengantar ke #pemakaman tambah lagi dengan #tahlilan pada hari ke-3; 7; 30; hingga 1000 hari.

Kenyataan ini sulit dihindarkan, karena kemudian ditambah dengan budaya #bersalaman yang melekat erat pada alam bawah sadar kebanyakan orang

Semoga Allah SWT melindungi dan memberi kekuatan kepada kita.

#tetapbergerak

1 Comment

  1. Mungkin salaman bisa diganti seperti cara orang Jepang dan Korea menghormati, yaitu dengan membungkuk. Agak aneh pasti pertamanya, tapi bagus. Kita cuma perlu mengatur seberapa dalam dalam membungkuk tergantung siapa yang kita hormati

    Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.