“You’ve gotta dance like there’s nobody watching, Love like you’ll never be hurt, Sing like there’s nobody listening, And live like it’s heaven on earth”
-William W. Purkey-
Saya sering berfikir bahwa saya harus bisa membuat orang disekeliling saya bahagia. Entah bagaimana caranya, saya berfikir bahwa tidak masalah jika saya susah, yang penting orang di sekeliling saya bahagia.
Saya takut apa yang saya perbuat akan mengecewakan orang di sekeliling saya. Saya juga takut untuk mengambil tindakan atau keputusan menyangkut orang banyak karena khawatir akan membawa dampak buruk, untuk saya dan terutama orang lain di sekitar saya.
Karena itulah saya sangat menyukai quote di atas. Karena kutipan dari William W. Purkey yang merupakan co-founder dari The International Alliance for Invitational Education tersebut menyadarkan saya bahwa saya lakukan saja apa yang saya suka, lakukan apa yang membuat saya bahagia, jangan pernah fikirkan kata orang lain. Tapi, saya juga harus tetap membuat orang disekeliling saya bahagia dengan tetap membuat saya nyaman.
Hallo perkenalkan, Saya Ambareta I Pratiwi biasa dipanggil Ambareta. Saat ini saya sedang menjalankan pendidikan semester 5 Ilmu Komunikasi. Sejak SMP orang tua saya mulai menawarkan untuk menjadi seorang Broadcaster. Karena saya pikir itu adalah hal yang mengasyikan, mengapa tidak. Lalu saya memilih untuk bersekolah dengan jurusan Broadcast Tv. Saat awal masuk SMK senang sekali karena apa yang saya bayangkan dan saya inginkan akan saya rasakan di sini. Di sekolah saya lebih banyak mempelajari Produksi Film, yang dimana kita di haruskan kreatif dan menggunakan otak kanan sedangkan saya lebih menggunakan otak kiri. Sempat berfikir bahwa ternyata ini bukan dunia saya, apalagi dengan harus memproduksi dokumenter sebagai tugas akhir, yang saya bayangkan adalah susah. tapi saya harus tetap menjalaninya dan tak terasa sudah lulus Sekolah. Saat memasuki perkuliahan saya sempat bingung ingin meneruskan jurusan saat sekolah atau mengambil jurusan lain. Tapi saya meyakinkan diri saya sendiri untuk tetap mengambil sesuai jurusan. Di pertengahan perkuliahan pun saya tetap merasa salah jurusan. Tapi tidak mungkin saya berhenti, atau pindah jurusan, karena orang tua saya pernah mengatakan, “bertanggung jawablah apa pun yang sudah menjadi pilihanmu, jika ternyata sulit maka nikmatilah, kerjakan dengan hati, pasti akan memperoleh sesuatu, suatu saat nanti”. Saat ini saya mulai menikmati jurusan saya, dan ingin mempelajarinya lebih dalam.
View all posts by ambareta pratiwi