Skip to content
tell, dont sell.

tell, dont sell.

  • Instagram
  • Facebook
  • Twitter
  • LinkedIn

Author: Dian Waruwu

Nama saya Dian Fermina Mawati Waruwu. Saya lahir di Simaeasi, 03 februari 1998. Saya adalah orang Nias. Kebanyakan orang bilang kalo saya terlihat misterius, namun sebenarnya di sisi lain saya itu adalah pribadi yang menyenangkan. Banyak orang yang berkata bahwa saya itu berani dalam segala hal. Dan kenyataan itu baru saya sadari setelah saya kuliah. Saya akui saya sangat berani. Saking beraninya saya, ada orang yang mengatakan bahwa saya itu egois. Hanya menonjolkan diri sendiri. Saya terima kenyataan itu. Orang lain bisa bebas menilai kita. Tergantung dari sudut pandang mana dia melihat kita. Disini saya hanya akan memperjelas tentang saya yang sebenarnya. Yang pertama, saya itu orangnya Mudah Bergaul. Saya orangnya gak pilih-pilih teman, mau kaya, miskin, goblok pintar dan lainnya, selagi orang itu mau berteman dengan saya, saya akan dengan setia menjadi temannya. Yang kedua, saya orangnya keras. Apa yang saya mau harus tercapai dan apa yang saya akukan jika hal itu saya suka, harus terlihat sempurna. Yang ketiga, saya orang nya mandiri. Saya gak mau merepotkan orang tua saya dengan setiap masalah hidup saya. Dalam hidup saya, merepotkan orang tua adalah hal yang sangat buruk yang pernah saya lakukan. Jadi apa-apa saya berjuang sendiri selagi saya bisa Yang keempat, saya tidak tau benar atau tidak, yang jelas banyak orang yang bilang saya cerdas. Bukan saya sombong sih... saya memang juara terus dari SD, SMP, dan SMA. Yang ke lima, saya selalu melihat segala hal positif yang dilakukan orang. Saya tidak membohongi diri sendiri ketika merasa curiga atau berpikir bahwa seseorang sedang berpura-pura atau memakai topeng. Artinya saya begitu peka, tahu mana yang pura-pura dan mana yang tulus. Tapi saya juga berpikir bahwa setiap orang pasti punya alasannya sendiri mengapa melakukan hal tersebut. Jadi saya tidak sacara sepenuhnya menilai buruk perbuatan orang. Yang ke enam, saya itu sosok short temper, mudah kesal dan meledakkan amarah. Tapi setelah mengeluarkan emosi saya, saya tidak akan memikirkannya lagi. Secepat hitungan detik saya marah, secepat itu pula saya akan melupakannya. Kemarahan yang saya tunjukkan bukan berarti saya membenci orang yang saya marahi itu, akan tetapi itu hanya reaksi ketika saya tidak nyaman. Setelah marahnya selesai, saya akan kembali 'normal' seperti biasa. saya tidak suka menyimpan amarah, tapi jika itu harus dilakukan, justru rasa marah itu susah dilupakan. Itulah sedikit tentang saya. Yang paling penting adalah, saya memiliki satu cita-cita dan harus terkabul dalam hidup saya, yaitu, saya ingin bekerja di sebuah stasiun televisi. Amin.

Maraknya Gaya Hidup Milenial Yang Dinilai Tak Sehat

Gaya hidup sehat kini sedang menjadi tren. Dapat dilihat dari banyaknya jenis olahraga yang dapat menyehatkan tubuh, selain makanan. Namun … More

Kecurangan Pedagang Beras Jelang Kenaikan Harga Beras

Beras merupakan bahan makanan pokok yang utama dan terutama bagi manusia. Hal ini berarti bahwa beras memiliki peran yang sangat … More

Mengembalikan Kepercayaan Masyarakat dalam Belanja Online

Di era sekarang ini, membuka usaha sangat gampang. Salah satunya adalah usaha dagang online. Banyak sekali yang menjalankan bisnis online … More

Efektifitas Penyampaian Pesan Grup Line Community Camera Indonesia dalam Meningkatkan Ilmu Fotografi

Komunitas kamera Indonesia merupakan salah satu komunitas foto yang ada di Indonesia dengan skala nasional, dimana komunitas ini tidak hanya … More

Follow tell, dont sell. on WordPress.com

Follow Us

  • Instagram

Like Us

Like Us

Search

Website Powered by WordPress.com.
  • Follow Following
    • tell, dont sell.
    • Join 840 other followers
    • Already have a WordPress.com account? Log in now.
    • tell, dont sell.
    • Customize
    • Follow Following
    • Sign up
    • Log in
    • Report this content
    • View site in Reader
    • Manage subscriptions
    • Collapse this bar
 

Loading Comments...