Skip to content
tell, dont sell.

tell, dont sell.

  • Instagram
  • Facebook
  • Twitter
  • LinkedIn

Author: rizaismus

Setiap orang bergerak. Ada yang bergerak dengan lari atau, bahkan, ada yang merangkak. Aku dan kau bergerak. Tetapi, kemana arah gerakku? Kemana arah gerakmu? Tidak peduli, kawan. Setiap gerakan semestinya adalah gerakan menegasi. Gerakan yang menolak ketidakmungkinan-untuk-berubah, meludahi yang-telah-ada, dan melahirkan yang-akan-ada. Sementara aku bersenang-senang, selalu ada kezaliman yang mengungkung banyak aku-yang-lain. Jika aku adalah subjek, maka aku-yang-lain juga subjek. Aku dan sekumpulan aku-yang-lain membentuk kita. Kita adalah subjek; kita adalah manusia. Namun, kita terlalu majemuk, terdiri dari kami-yang-senang, kami-yang-murung, kami-yang-tertindas, kami-yang-menindas; kami-yang-dikuasai dan kami-yang-menguasai. Kenapa ada kami yang beragam? Ada kami dan kami-yang-lain pula. Manusia selalu memiliki perbedaan: banyak beda hanya sekelumit sama. Kondisi sosial historis ikut membentuk ragam kepribadian dan kepentingan kita. Kami banyak, tapi kita hanya satu. Meski bervariasi, kami adalah kita. Yang banyak itu sesungguhnya adalah satu. Aku adalah bagian dari masyarakat, aku-yang-lain juga bagian dari masyarakat yang sama. Semua individu membentuk satu komunitas bersama dalam dunia, komunitas yang pada awalnya untuk saling membantu, bahu membahu; karena pada fitrahnya, keterbatasan manusia mengungkung diri untuk bisa hidup swamandiri. Masyarakat dibentuk – atau terbentuk, agar seluruh aku dapat saling berinteraksi dalam tindakan yang afirmatif dan suportif satu sama lain. Hingga pada satu titik waktu, aku membentuk kami: komunitas-komunitas yang lebih kecil. Komunitas kecil ini memiliki satu konsep yang dijadikan acuan identitas tersendiri bagi individu di dalamnya, sekaligus pembeda dengan individu atau komunitas lainnya. Pada titik ini, manusia mengedepankan ego identitasnya yang berlainan; kebanggaan sekaligus kebencian muncul, masing-masing pada komunitasnya dan komunitas lain. Sosialitas murni – masyarakat, menjadi tidak lagi murni, masing-masing komunitas membentuk konsep dirinya sendiri dan memuja, meruncingkan perbedaan ini. Sosialitas-murni yang didasarkan pada sebuah keterbatasan akan kemampuan memenuhi dirinya sendiri berubah menjadi sosialitas-etnosentris. Tidak ada lagi masyarakat yang berinteraksi demi ketulusan semata-mata menunjang hidup bersama, tidak ada lagi persatuan yang didasarkan pada kesamaan tunggal; tidak ada lagi warna putih yang memayungi manusia, masing-masing komunitas mewarnai diri mereka sendiri, dan lewat warna itu konflik diadakan. Ada komunitas yang jadi lebih kuat dibanding komunitas lain; ada komunitas yang menindas dan karenanya ada komunitas yang tertindas. Komunitas yang kuat cenderung, dan pasti, menguasai komunitas yang lemah.

Kamisan Karawang: Solidaritas Untuk Petani Telukjambe

Berawal dari kunjungan seorang pemilik kedai kopi, Das Kopi, tidak jauh dari Rumah Dinas Bupati (RDB) tempat petani Telukjambe tinggal … More

teluk jambe

Enam Mei: Sebuah Awal Baru Untuk (Perjuangan) Petani Teluk Jambe

Setelah pertemuan tertutup antara sepuluh perwakilan petani Telukjambe dengan Presiden Jokowi pada 3 Mei lalu, konflik agraria ini mendapat secercah … More

teluk jambe

Aksi Kubur Diri Petani Teluk Jambe Hari Keenam

Kemarin Hari Buruh, kali ini bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional (2/5). Massa Aksi Kubur Diri bergabung dengan front massa aksi … More

telukjambe

Aksi Kubur Diri Petani Teluk Jambe Hari Kelima

Bertepatan dengan Hari Buruh Internasional (1/5), energi kami terasa meningkat berkali lipat. Waktu itu jam tujuh pagi, kami sudah bergegas. … More

Aksi Kubur Diri Petani Teluk Jambe Hari Keempat

Kami belum kalah, meski kekecewaan terpatri di wajah. Hari keempat (28/4) aksi jadi pertanda konsistensi kami dalam berjuang. Karena kami … More

Aksi Kubur Diri Petani Teluk Jambe Hari Ketiga

Hanya satu-dua hal baru dalam Aksi Kubur Diri hari ketiga (27/4). Sisanya, sama. Hangat sengatan matahari membakar kulit kami. Jika … More

Aksi Kubur Diri Petani Telukjambe Hari Kedua

Ada begitu banyak hal spesial di Aksi Kubur Diri hari kedua (26/4). Militansi kami mesti melewati ujian. Hari pertama, kami … More

Aksi Kubur Diri Petani Telukjambe Hari Pertama

Petani Telukjambe, Karawang yang sejak tahun 2012 berkonflik dengan PT. Pertiwi Lestari melakukan Aksi Kubur Diri di depan Istana Negara … More

Konflik Agraria Teluk Jambe: Kronologi Singkat

Konflik Agraria Telukjambe, Karawang dimulai sejak tahun 2012 ketika PT. Pertiwi Lestari (PT PL) yang menggunakan surat Hak Guna Bangunannya … More

Konflik Agraria Teluk Jambe: Derita Petani di Negeri Agraris

Para petani Teluk Jambe sempat sedikit bernafas lega saat mereka diminta pulang dan disediakan tempat tinggal serta jaminan makanan, pendidikan, … More

Follow tell, dont sell. on WordPress.com

Follow Us

  • Instagram

Like Us

Like Us

Search

Website Powered by WordPress.com.
  • Follow Following
    • tell, dont sell.
    • Join 840 other followers
    • Already have a WordPress.com account? Log in now.
    • tell, dont sell.
    • Customize
    • Follow Following
    • Sign up
    • Log in
    • Report this content
    • View site in Reader
    • Manage subscriptions
    • Collapse this bar
 

Loading Comments...